Pembaca sekalian, saat ini saya akan membahas mengenai shutter speed atau kecepatan rana. Sebelum membaca lebih lanjut saya harap pembaca sekalian dapat membaca tulisan saya sebelumnya mengenai “segitiga emas fotografi”, karena disana saya membahas tentang tiga bagian penting dalam kamera anda yang tentunya sangat berhubungan dengan pembahasan kita saat ini. Baiklah mari kita langsung saja menuju topik kita saat ini.
Shutter Speed adalah kecepatan rana, atau durasi kamera membuka sensor untuk menyerap cahaya. Shutter Speed dalam kamera ditandai dengan angka ½, 1/10, 1/100 dll. Semakin lama membuka maka semakin banyak cahaya yang masuk namun apabila semakin singkat waktu rana membuka maka cahaya yang masuk semakin sedikit pula. Selain itu besar atau kecilnya bukaan rana dapat mempengaruhi tajam atau tidaknya foto karena semakin lama rana membuka maka semakin banyak image dalam jangka waktu tertentu yang tertangkap sehingga akan menimbulkan kesan gerak pada obyek. Kecepatan rana yang cepat akan membekukan obyek sedang kecepatan rana rendah akan menimbulkan kesan gerak pada obyek yang bergerak.
Mari kita pelajari tentang shutter speed dengan melihat beberapa fungsinya :
a. Untuk menggelapkan dan menerangkan
Untuk menggelapkan maka percepat waktu menutupnya rana dengan meningkatkan waktu percepatannya dengan angka semakin ke kiri pada gambar diatas, sedangkan sebaliknya untuk membuatnya bertambah terang geser percepatan rana lebih lambat atau kekanan pada gambar diatas.
b. Untuk membekukan obyek dan membuat kesan gerak
Sama halnya dengan untuk menggelapkan dan menerangkan, Untuk membekukan maka percepat waktu menutupnya rana dengan meningkatkan waktu percepatannya dengan angka semakin ke kiri pada gambar dibawah, sedangkan sebaliknya untuk membuatnya memiliki kesan gerak geser percepatan rana lebih lambat atau kekanan pada gambar dibawah.
Dua hal diatas merupakan dua hal dasar dan utama dalam shutter speed atau kecepatan rana, dalam aplikasinya terdapat banyak teknik dalam fotografi yang menggunakan fungsi kecepatan rana ini dalam membuat karya foto yang indah seperti; panning, slow speed, memotret bintang dll. Demikian hal awal yang dapat kita bahas mengenai shutter speed.
Fotografer Indonesia,silahkan mention jika punya mslh, pertanyaan, atau sekedar ingin ngobrol2 seputar dunia fotografi Kami siap membantu
— gofotografer (@gofotografer) September 27, 2016
[…] sekalian, tulisan ini merupakan tulisan lanjutan dari tulisan saya yang berjudul “shutter speed” untuk itu sebelum pembaca sekalian melanjutkan membaca artikel ini, alangkah lebih baik kalaau […]
Hemm, kalau misalnya kita mengambil gambar orang yang sedang berpose (diam) dengan shutter speed yang cepat, apakah akan mengurangi kualitas gambarnya? Kalau iya seberapa besar? Maaf saya masih sangat awam 🙂
Halo bro pandu, kalau saya boleh bantu jawab, meskipun posisi objek sedang diam.. juga harus diperhatikan intensitas cahaya nya … karena jika posisi diam nya di dalam ruangan dan kekurangan cahaya dengan shutter speed yang cepat hasil fotonya akan cenderung agak gelap bisa-bisa juga tidak kelihatan apa-apa, kalau posisi objek diluar dan intensitas cahaya cukup tidak ada masalah…..
Salam bro Pandu dan Joko benar kata bro Joko tingkat shutter speednya tergantung besar cahaya yang ada pada tempat pemotretan bukan hanya pada kecepatan obyek…salam JFM
jadi setiap peyesuaan shutter speed juga harus menyesuaikan kedua bagian lainnya ya? kenapa? apa gaq malah repot? sorry masih baru…
Salam bro Erza, benar sekali penyesuaian shutter speed juga perlu melihat dan menyesuaikan ISO dan bukaan sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Karena ketiga hal tersebut saling berkaitan. Kalau masalah repot justru disitulah letah menyenangkannya memotret dengan kamera DSLR. Salam JFM
Mantap nih tipsnya masbro, saya banyak belajar dan mulai paham mengenai efek memainkan shutter speed 🙂
Sip… Makasih mas bro… Smoga bermanfaat… Salam JFM…
[…] sekalian, tulisan ini merupakan tulisan lanjutan dari tulisan saya yang berjudul “shutter speed” untuk itu sebelum pembaca sekalian melanjutkan membaca artikel ini, alangkah lebih baik kalaau […]